#asauntukgajah

Jejamo Liman, Nyepidah

Jum’at, 12 Agustus 2022 merupakan tahun ke-sepuluh peringatan Hari Gajah Sedunia (World Elephant Day) sejak ditetapkan oleh PBB pada tahun 2012 yang lalu. Hari Gajah Sedunia merupakan aksi kampanye masyarakat dunia untuk menyuarakan pelestarian gajah yang tengah menghadapi ambang kepunahan dari muka bumi. Ancaman yang semakin serius bagi keberlangsungan hidup populasi gajah di Afrika dan Asia, menjadi latar belakang peringatan Hari Gajah.

Sejatinya, Peringatan Gajah Sedunia semacam alarm untuk memberitahu dunia bahwa gajah merupakan salah satu satwa yang kini kondisinya semakin ‘kritis’ dan perlu dilindungi dari kepunahan. Status spesies gajah asia yang terancam punah, membuat IUCN mengganjarnya dengan status kritis (Critically Endangered) ini menandakan selangkah lagi gajah akan punah dari muka bumi, jika tidak ada upaya serius dalam menanganinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dan tentu saja kita setuju bahwa perlakuan manusialah yang menyebabkan spesies gajah ini terus berkurang dan habitat mereka terganggu.

Gajah adalah mamalia darat terbesar di bumi, makhluk sosial yang cerdas dan cinta damai. Gajah sumatera merupakan sub-spesies dari gajah asia yang cuma ada di Pulau Sumatera. Memiliki postur lebih kecil dari pada sub spesies gajah india. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang status keterancamannya tertinggi, yaitu kritis. Sebagian besar habitat gajah telah berganti menjadi wilayah perkebunan dan lahan pertanian. Hal ini mengakibatkan konflik gajah dengan manusia terus menerus terjadi dan seolah tidak pernah berhenti.

Entah seperti apa nasib spesies berbadan besar yang memiliki nama lokal ‘‘Liman’’ ini di masa yang akan datang. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) habitat Gajah di Indonesia terus mengalami penyusutan, dalam sepuluh tahun terakhir, dari 56 habitat Gajah yang ada, 11 habitat gajah dalam kondisi kritis, dua habitat dalam kondisi di ambang kritis, dan terdapat 13 habitat gajah yang telah hilang. Sementara data yang dihimpun oleh FKGI Gajah di Pulau Sumatera tercatat ada sekitar 1.700 individu gajah di alam. Penurunan populasi gajah di alam diakibatkan adanya fragmentasi hilangnya habitat alami gajah, pembunuhan serta perburuan bagian-bagian tubuh gajah, konflik sumber daya antara manusia dengan gajah. Lokakarya penggiat konservasi dari Forum Konservasi Gajah Indonesia bersama instansi pemerintah terkait, pada tahun 2014 merilis angka populasi gajah sumatera 1.742 individu. Jumlah ini turun dari angka populasi sebelumya pada tahun 2007 yakni 2.400 – 2.800 individu.

Populasi gajah sumatera khususnya yang berada di Provinsi Lampung, diyakini dari tahun ke tahun semakin berkurang jumlahnya. Tercatat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir dari tahun 2011 hingga 2022 sekarang, sedikitnya 30 ekor gajah sumatera ditemukan mati di seluruh wilayah TNWK dan TNBBS Lampung (sumber data dari catatan yang dikumpukan oleh FKGI). Dan kematian gajah-gajah tersebut diduga diburu dan dibunuh oleh manusia untuk diambil gadingnya, dan bagian giginya.

Di Sumatera umumnya gajah ada yang ditemukan mati dibunuh dengan senjata organik, diracun dan distrum. Yang lebih memprihatinkan lagi, dalam kasus kematian gajah di Provinsi Lampung hingga saat ini belum ada pelaku yang berhasil ditangkap ataupun yang diadili. Padahal gajah merupakan satwa yang cerdas dan cinta damai yang sudah menjadi ikon Provinsi Lampung, dan Lampung adalah Surganya Gajah Sumatera. Bahkan budaya Indonesia di beberapa daerah sangat menghormati keberadaan gajah.

Pembukaan lahan dan tindak pidana pemburu gading gajah yang membunuh hewan ini patut kita kecam. Akankah kita terus menunggu hingga kita menyaksikan kepunahan binatang terbesar di dunia ini? Akankah kita siap, menceritakan kenangan kepada anak cucu kita, mengenai sosok gajah yang pernah hidup di masa lalu? Satu hal yang pasti, saat ini kita masih bisa melihat gajah.

Harapannya, kita masih dapat melihatnya di masa mendatang jika kita dapat melestarikannya, serta memertahankan “ASA untuk GAJAH”. Dan hal itu hanya dapat kita capai dengan melindungi dan menyayangi gajah, agar mereka selalu bisa menjaga hutan demi keberlangsungan hidup manusia. Selamat Hari Gajah Sedunia tahun 2022.

* Renungan Hari Gajah Sedunia, 12 Agustus 2022