JAMBI, KOMPAS — Konflik gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di ekosistem Bukit Tigapuluh Tebo, Jambi, dengan masyarakat kian mengkhawatirkan.

Selain kerusakan tanaman kebun warga yang kian meluas, ancaman terhadap keselamatan gajah, dan juga warga, pun semakin tinggi. Dalam dua bulan terakhir, diperkirakan 200 hektar kebun karet dan sawit warga rusak saat kawanan gajah melintasi ruang jelajahnya yang melingkupi Kecamatan Sumay hingga VI Kota, Kabupaten Tebo. Jalur pelintasan itu kini meluas oleh pembangunan kebun, jalan, dan permukiman, sehingga membatasi ruang jelajah gajah.

”Di mana gajah melintas, hampir setiap hari kini menimbulkan konflik dengan manusia,” ujar Miswandi, peneliti ekosistem Bukit Tigapuluh, di Jambi, Selasa (1/3).

Download Berita (PDF) | Sumber KOMPAS