Misteri Kematian Gajah di Tebo Terungkap, Pagar Listrik Tegangan Tinggi Lengket Tidak Terpental

TRIBUNJAMBI.COM, MUARO TEBO – Misteri kematian gajah di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, akhirnya terungkap di Pengadilan Negeri Tebo, Kamis (31/10/2024).

Pada Mei lalu, Gajah Sumatera bernama Umi ditemukan dalam kondisi mati di perbatasan Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun.

Satwa langka dan dilindungi itu tersetrum aliran listrik pagar kawat.

Dalam sidang, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Tebo menghadirkan tiga saksi ahli dalam sidang kasus kematian gajah Umi di kawasan konsesi PT Lestari Asri Jaya (LAJ), di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo.

Ada tiga saksi ahli yang dihadirkan di Pengadilan Negeri Tebo, Kamis (31/10).

Di hadapan hakim, saksi ahli dari BKSDA Provinsi Jambi, Rendi Noviandi, menjelaskan gajah tersebut mati akibat tegangan listrik. 

Namun, ia menjelaskan seharusnya gajah itu tidak mati akibat listrik, karena pada dasarnya kabel listrik yang dipasang lintasan gajah hanya kabel kejut.

“Seharusnya tidak sampai mati, hanya kabel kejut,” ujarnya di hadapan majelis hakim.

Majelis hakim bertanya kepada saksi ahli, apakah pernah ada kejadian sebelum nya gajah mati akibat tegangan listrik. 

“Sepengetahuan saya belum ada. Ini baru pertama kali terjadi,” ujarnya.

Sementara itu Zuhratus Saleh, Humas BKSDA Provinsi Jambi, menjelaskan berdasarkan fakta di lapangan. 

“Kalau berdasarkan fakta yang kita temukan di lapangan, penyebabnya karena kena tegangan listrik, tersetrum,” katanya.

Sementara saksi ahli akademisi kelistrikan Yudhi Agussationo menjelaskan, bagaimana proses kabel listrik seharusnya berkerja sehingga menyebabkan kematian gajah betina tersebut.

Di hadapan para majelis hakim, dia menyebut bahwa banyak faktor yang menyebabkan gajah mati diantara besar tegangan, besar arus yang mengalir, berapa lama arus yang mengalir. 


Baca selengkapnya di sumber berita:  https://jambi.tribunnews.com/2024/10/31/misteri-kematian-gajah-di-tebo-terungkap-pagar-listrik-tegangan-tinggi-lengket-tidak-terpental

Kondisi Mengenaskan, BKSDA Jambi Selidiki Penyebab Gajah Mati di Tanjabbar

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Seekor Gajah Sumatera ditemukan mati dalam kondisi mengenaskan di Dusun I, Desa Tanah Tumbuh, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Jambi membenarkan penemuan tersebut, Selasa (22/10/2024).

Humas KSDA Provinsi Jambi, Zuhratus Saleh, saat dikonfirmasi pada Selasa malam menyatakan bahwa penemuan gajah mati itu memang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

“Iya, berdasarkan laporan yang kami terima, lokasinya di Desa Tanah Tumbuh,” ujarnya singkat.

Namun, Zuhratus belum bisa memberikan keterangan rinci mengenai penyebab kematian, jenis kelamin, atau usia gajah tersebut.

“Penyebab kematian belum diketahui. Tim baru akan berangkat besok pagi untuk melakukan penyelidikan di lokasi dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut,” jelasnya.

Sementara itu, ia menambahkan bahwa informasi lebih lanjut baru akan disampaikan setelah tim di lapangan selesai mengumpulkan data.


Sumber: TribunJambi.com dengan judul Kondisi Mengenaskan, BKSDA Jambi Selidiki Penyebab Gajah Mati di Tanjabbar, https://jambi.tribunnews.com/2024/10/22/kondisi-mengenaskan-bksda-jambi-selidiki-penyebab-gajah-mati-di-tanjabbar.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rian Aidilfi Afriandi

Gajah Liar Ditemukan Mati di TNWK, Penyebab Kematian Masih Diselidiki

SuaraLampung.id – Seekor gajah liar ditemukan mati di dalam hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur, pada Senin (2/9/1014).

Gajah itu ditemukan dalam keadaan sudah tinggal tulang belulang oleh petugas Polisi Hutan (Polhut) di wilayah Seksi 1 TNWK.

Kepala Balai TNWK Zaidi membenarkan adanya kematian gajah liar di dalam hutan TNWK namun tidak memberikan informasi lengkap terkait lokasi dan jenis kelamin gajah dimaksud.

“Silahkan konfirmasi ke Polres Lampung Timur nanti kami disalahkan, karena polres yang mengawal penyelidikan kematian gajah liar salam hutan TNWK,” kata Zaidi kepada Suara.com.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Lampung Timur Iptu Maulana Rahmat Alhaqqi mengatakan anggotanya sedang menunggu hasil autopsi bangkai gajah tersebut untuk mengetahui penyebab kematian gajah.

Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pihak Balai TNWK belum bisa menyimpulkan penyebab gajah tersebut mati apakah akibat perburuan atau penyakit.

Menurut Maulana, pihak medis Balai TNWK menyebut usia gajah masih di bawah 15 tahun namun mengenai jenis kelamin belum diketahui.

“Pihak balai juga belum bisa menunjukan jenis kelamin gajah malang itu. Karena masih menunggu dari pihak RS Gajah Balai TNWK,” kata Maulana Rahmat Alhaqqi.

Sebelumnya seekor gajah jinak ditemukan mati di lokasi Pusat Latihan Gajah (PLG) Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kamis (29/8/2024).

Kepala Balai TNWK Zaidi mengatakan gajah betina dewasa itu ditemukan mati di wilayah PLG pada sore hari. Saat ini kata dia, masih dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter hewan.

“Kami belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, karena masih dalam proses pemeriksaan oleh tim medis untuk mencari penyebab matinya gajah jinak tersebut,” kata Zaidi.


Sumber : https://lampung.suara.com/read/2024/09/03/195551/gajah-liar-ditemukan-mati-di-tnwk-penyebab-kematian-masih-diselidiki

Gajah Betina 40 Tahun Ditemukan Mati di Taman Nasional Way Kambas Lampung

Liputan6.com, Lampung – Kabar duka datang dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Seekor gajah betina jinak berusia 40 tahun ditemukan mati, pada Kamis malam (29/8/2024).

Jasad mamalia besar bernama Bunga itu pertama kali ditemukan sekira pukul 22.11 WIB ole petugas TNWK tak jauh dari kantor pusat konservasi gajah setempat.

Kapolres Lampung Timur, AKBP Benny Prasetya mengonfirmasi penemuan gajah dalam kondisi mati tersebut.  

Benny menerangkan, menerima laporan informasi terkait kematian gajah tersebut pertama kali dari petugas Pengelola Balai Konservasi TNWK.

“Dari informasi awal ini, petugas gabungan kepolisian, polisi kehutanan, serta Tim Rumah Sakit Gajah TNWK, segera turun ke lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan dan observasi,” kata AKBP Benny, Senin (2/9/2024). 

Benny menerangkan, gajah betina mati tersebut bernama Bunga berusia sekitar 40 tahun. Mamalia besar tersebut mati dengan kondisi ukuran panjang tubuh 4 meter dan tinggi 2,5 meter.

Dia menambahkan, tim medis yang dipimpin oleh Drh Hesti telah mengambil beberapa sampel bagian tubuh gajah.

“Sampel yang diambil di antaranya sampel kulit, tulang, dan organ bagian dalam gajah untuk dilakukan pemeriksaan neukropsi,” jelas dia.

Pembedahan pada tubuh Bunga juga dilakukan tim dokter hewan untuk mengetahui penyebab kematian gajah tersebut. 

“Malam itu juga tim medis segera melakukan pembedahan, untuk mengambil beberapa sampel bagian organ tubuh, sebagai bahan pemeriksaan Necropcy dan Autopsi untuk mengetahui penyebab kematian gajah tersebut,” tuturnya.

Dia mengatakan, sampel dan organ tubuh gajah yang telah diambil, selanjutnya akan dibawa ke laboratorium forensik, untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam oleh petugas medis. 

Sementara, bangkai gajah dengan nama latin Elephas maximus tersebut langsung dikuburkan di sekitar lokasi penemuan. 

Sementara itu, Humas TNWK Lampung Timur, Sukatmoko juga mengonfirmasi kabar kematian gajah Bunga tersebut.

Sukatmoko menyampaikan, pihaknya kini masih melakukan pemeriksaan untuk menelusuri penyebab utama kematian gajah ini. 

“Iya, jasad gajah sudah dievakuasi, masih dilakukan pemeriksaan lanjutan guna mengetahui penyebab kematiannya,” tandasnya.


Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/5691298/gajah-betina-40-tahun-ditemukan-mati-di-taman-nasional-way-kambas-lampung

Dulu Kena Jerat, Gajah Fuja Lahirkan Anak Betina

Kampar – Kabar bahagia datang dari dunia konservasi di Riau. Seekor gajah yang dahulu kena jerat saat konflik di Kampar melahirkan anak betina.
Kepala Balai BKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan kabar gembira itu datang pada Sabtu (6/4) kemarin. Sekitar pukul 03.30 WIB gajah betina lahir dengan kondisi sehat di PKG Sebanga.

Anak gajah dilahirkan dari indukan gajah bertina bernama Fuja dan jantan Sarma. Anak gajah terlihat lahir dengan normal.

“Anak gajah dilahirkan oleh induk gajah betina bernama Fuja yang berusia 20 tahun dan induk jantan bernama Sarma berusia 25 tahun,” kata Genman, Senin (8/4/2024).

Gajah Fuja sendiri tercatat berasal dari hasil evakuasi akibat jerat satwa pada 2008 lalu. Gajah diselamatkan dan dirawat agar tetap bisa hidup di habitatnya.

Genman menyebut hasil pengecekan dan pengukuran morfometri anak gajah yang dilakukan tim Balai Besar KSDA Riau tinggi badan 75 cm, lingkar dada 97 cm, panjang badan 97 cm dan berat badan 75,5 kg. Lalu, untuk jenis kelamin betina.

“Kondisi induk dan anak gajah dalam keadaan sehat dan menunjukkan vitalitas normal. Tim dokter hewan dan perawat medis satwa dari Balai Besar KSDA Riau terus memantau intensif kondisi kesehatan induk dan anak gajah,” kata Genman.


Sumber : https://www.detik.com/sumut/berita/d-7285255/dulu-kena-jerat-gajah-fuja-lahirkan-anak-betina

Tiga rumah warga Kampar di rusak gajah liar

Kota Pekanbaru (ANTARA) – Sebanyak tiga unit rumah warga di Desa Kota Garo, Dusun 4 Plambayan RT 03811111/RW 008, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau dirusak kawanan gajah liar, Selasa (1/2).

Amukan gajah ini pun dilihat langsung salah satu pemilik rumah yakni Yono dan rumahnya mengalami kerusakan cukup parah.

Yono dalam keterangannya via telepon selulernya kepada media, Kamis, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat melihat langsung sekitar dua ekor gajah merusak rumah Yanto.

Namun ia memperkirakan banyak gajah lainnya, ditandai dari beberapa jejak tapak gajah dari berbagai ukuran di lokasi kejadian.

“Ada sekitar dua ekor, ukurannya besar-besar,” ujar Yono.

Selain rumahnya, rumah Yanto dan Panggabean juga ikut menjadi sasaran dengan kerusakan yang hampir sama.

Selain merusak rumah, kawanan gajah kata Yono juga merusak peralatan rumah tangga sehingga tidak lagi bisa digunakan dan hancur semua.

Yono menceritakan, awal melihat langsung gajah tersebut, karena mencurigai maling masuk ke rumah tetangganya setelah mendengar suara gaduh dari sebelah.

“Saya kira maling, makanya saya datangi rumah di sebelah. Ternyata gajah sedang mengamuk,” kata Yono.

Sebelumnya, lanjut Yono, kawanan gajah tersebut tidak seganas kemarin. Sebab saat bertemu beberapa waktu lalu mereka tidak mengusik dan hanya terlihat memakan buah jengkol.

“Tadi malam itu mereka begitu ganas, makanya istri saya yang sedang masak langsung mengevakuasi diri,” tutur Yono.

Yono mengatakan, untuk sementara waktu mereka mengungsi ke tempat lain dan sambil tetap memperbaiki rumahnya.

Namun, berharap pihak terkait segera mengambil tindakan karena takut mengalami peristiwa seperti di Minas, Siak.

“Kami harap petugas segera mengambil tindakan karena takut mati diinjak-injak, seperti berita yang saya lihat di televisi,” harap Yono.


Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2681289/tiga-rumah-warga-kampar-di-rusak-gajah-liar

Hendak Halau Gajah Perusak Kebun, 3 Warga Balik Diserang hingga Luka Parah

TANJAB BARAT – Tiga warga Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjungjabung Barat , luka parah diserang tiga ekor gajah jantan. Mereka diserang tiga gajah jantan ketika hendak menghalau agar tidak merusak kebun.

Dari tiga orang yang terluka tersebut, satu orang harus dirawat intensif di Rumah Sakit Bratanata, Jambi. Korban mengalami luka di bagian paha kaki kiri dan perutnya akibat diterjang kaki gajah .

“Kejadiannya Rabu (17/7/2024). Korban bernama Mentaria (52) masih dirawat di Rumah Sakit Bratanata, Jambi,” ujar Hamidin, seorang dari pemerintah Desa Rantau Benar, Jumat (19/7/2024).

Kedua korban lainnya, kata Hamidi, yakni Herliandi (40) dan Mulyadi (50). Mereka mengalami luka serius setelah diserang gajah jantan. Ketiga korban dibawa ke RSUD Suryah Khairuddin di Merlung. Namun, Mentaria harus dirujuk ke rumah sakit di Jambi.


Baca selengkapnya di sumber : https://daerah.sindonews.com/read/1419083/174/hendak-halau-gajah-perusak-kebun-3-warga-balik-diserang-hingga-luka-parah-1721394461

Tragis! Ibu Hamil di Musi Rawas Tewas Terinjak Gerombolan Gajah Liar

MUSI RAWAS – Karsini (34) warga Desa Tri Anggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas yang sedang hamil lima bulan, tewas setelah diserang gerombolan gajah liar pada Minggu pagi, 8 September 2024.

Karsini, warga Desa Talang Jaya Indah, Kecamatan Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, tengah menyadap karet bersama suaminya, Rasun, ketika tiba-tiba segerombolan gajah liar yang berjumlah sekitar 15 ekor muncul dan menyerang mereka secara membabi buta. Sayangnya, Karsini tidak sempat menyelamatkan diri dan tewas setelah terinjak oleh salah satu gajah, sedangkan suaminya berhasil lolos.

Kapolsek Muara Lakitan, AKP M. A Karim, membenarkan peristiwa tragis ini. “Korban meninggal dunia akibat luka serius di bagian perut dan pinggang. Bahkan, kandungannya bergeser ke kiri akibat insiden ini,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa korban dan suaminya telah tinggal di Desa Tri Anggun Jaya selama enam tahun.

Setelah menerima laporan, pihak Polsek Muara Lakitan segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan. Jenazah Karsini dikebumikan di kampung halamannya di Pilip 5, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin.


Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/1451921/174/tragis-ibu-hamil-di-musi-rawas-tewas-terinjak-gerombolan-gajah-liar-1725854995#goog_rewarded

Pawang di Konservasi Padang Sugihan Tewas, Diduga Diseruduk Gajah

Banyuasin – Seorang pawang gajah atau Mahout di Konservasi Padang Sugihan, Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), tewas saat bertugas. Korban diduga diseruduk gajah.
Korban yakni Warsido (42) warga Desa Sidomulyo 20 Kecamatan Muara Padang, Banyuasin. Kejadian ini terjadi pada Kamis (2/5/2024) pagi di konservasi gajah di jalur 21, Banyuasin Sumsel.

Humas BKSDA Sumsel, Andre membantah jika pawang gajah Warsido tewas terinjak gajah. Menurut Andre Warsido meninggal dunia bukan karena diinjak tapi kecelakaan kerja.

“Bukan diinjak tapi kecelakaan kerja saat lagi tugas mengiring gajah jinak Kamis (2/5/2024) pagi,” katanya Minggu (5/5/2024).

Menurutnya, saat kejadian tidak ada yang melihat Warsido terinjak gajah. Namun menurut informasi saat Warsido melaksanakan tugas di pagi hari untuk melakukan pemeliharaan gajah peliharaannya tiba – tiba ada gajah lain.


Baca selengkapnya di sumber : https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7326155/pawang-di-konservasi-padang-sugihan-tewas-diduga-diseruduk-gajah

BKSDA Sumsel Cek Lokasi Kawanan Gajah yang Tewaskan Ibu Hamil di Mura

Musi Rawas – Setelah mendapat laporan adanya gerombolan gajah menginjak Karsini (33) hingga tewas di Musi Rawas, BKSDA Sumsel langsung meninjau ke lapangan. Kepala BKSDA Sumsel Wilayah II Lahat Yusmono mengatakan pihaknya memeriksa keberadaan gajah tersebut.
“Petugas kami sudah berada di lokasi kejadian. Korban langsung dibawa ke desa asalnya di Kabupaten Banyuasin, sedangkan gajahnya saat pengecekan sudah pergi,” katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Senin (9/9/2024)

Yusmono mengungkapkan daerah tersebut memang merupakan habitat gajah liar. Namun, banyak wilayah yang sudah dimanfaatkan sebagai perkebunan oleh masyarakat.

“Dari dulu di kawasan itu memang sudah ada gajahnya, tapi karena sudah banyak perkebunan dan permukiman warga di sana sehingga tak jarang gajah itu masuk ke sana,” ungkapnya.

Selain itu, Yusmono mengatakan adanya jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten PALI dan Kecamatan Musi Rawas membuat habitat gajah tersebut semakin sempit.


Baca selengkapnya di sumber: https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7532644/bksda-sumsel-cek-lokasi-kawanan-gajah-yang-tewaskan-ibu-hamil-di-mura